Monday, March 28, 2016

Perkenalan Diri

Menghargai Orang Lain


Manusia adalah makhluk sosial, tidak akan bisa hidup individu dan manusia membutuhkan orang lain untuk bersosialisasi. Bagaimana cara manusia bersosialisasi terhadap satu sama yang lain juga perlu dilihat. Sudah sifat alamiahnya manusia memiliki sikap egois atau sikap mementingkan diri sendiri sebelum orang lain. Pengalaman pribadi saya betapa perlunya menghargai orang lain dalam hal apapun
Tanpa sadar kita sering melukai perasaan orang lain dengan ucapan kita. Saat masih duduk di SMA dulu saya bukan type orang yang mudah untuk bergaul. Lama kelamaan saya mulai susah untuk mengekpresikan diri saya. Dampaknya saya kurang bisa untuk mengatur tutur bahasa. Contohnya saya saat itu sedang mendiskusikan sebuah tugas kelompok dengan kelompok saya. Salah satu teman dikelompok saya mengajukan ide, saya menanggapi ide tersebut dengan cara yang tidak benar, sebenarnya saya tidak bermaksud begitu. Akhirnya terjadi pertikaian dalam kelompok.
Sikap menghargai orang lain sangat diperlukan. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, saya merupakan orang yang tidak mudah bergaul dan sulit mengekspresikan diri melalui kata-kata. Saya pernah tinggal di asrama dalam beberapa waktu. Saat pertama kali masuk dan tinggal di asrama banyak sekali perbedaan yang dapat dirasakan. Terutama peraturan dalam asrama. Di asrama saya memiliki teman dari macam kalangan, dan usia yang relatif berbeda tidak hanya itu mereka datang dari berbagai daerah yang tersebar di Indonesia. Mulai dari kota hingga dari pelosok desa.
Di asrama kami diwajibkan berbahasa inggris karena banyak dari kami yang datang dari berbagai daerah tidak semuanya bisa berbahasa inggris. Kemampuan berbahasa inggris kami relatif berbeda. Di asrama diwajibkan untuk mengikuti peraturan yang ada. Contohnya bangun subuh dan tidur larut malam karena tugas.
Pada saat asrama saya belajar banyak bagaimana cara menghargai orang lain. Dimulai dari hal sederhana. Tiap hari kami dibangunkan oleh Mr. Weaker. Mr.Weaker adalah orang yang dipilih oleh pengurus sekaligus pengajar di asrama untuk membangunkan teman asrama lain setiap kamar. Bagi saya tidak mudah untuk bangun lebih awal dengan tidur yang tidak cukup. Dari situ saya belajar untuk menghargainya dengan cara tidak tidur kembali setelah dibangunkan dan membantunya untuk membangukan rekan-rekan yang lain.
Di asrama setiap malam jum’at memiliki rutinitas ‘Yasinan’ bagi yang muslim dianjurkan untuk mengikuti kegiatan ini. Sedangkan yang beragama non-muslim diperbolehkan keluar bersama salah satu pengurus atau pengajar dari asrama dan kembali setelah acara selesai. Setelah selesai ‘Yasianan’ kami membuka forum untuk menyampaikan keluhan dan kesan selama diasrama. Saya memberanikan diri untuk berdiri dan menyampaikan keluhan saya selama berada di asrama, saya menyampaikan keluhan saya mulai dari antrian mandi, jadwal sholat, sendal yang sering tertukar, peralatan mandi yang sering pinjam namun tidak kembalikan. Saya terbata-bata saat menyampaikannya tapi rekan-rekan asrama saya dengan antusias mendengarkannya, sikap respect dan toleransi mereka sangat tinggi.

Mulai saat itu sikap menghargai orang lain bertambah dan lebih peka. Saya selalu respect  dan mendengarkan ketika dosen menerangkan mata kuliahnya, dan presentasi dari teman-teman saya. Tidak hanya dalam akademik  juga dalam kehidupan sikap respect  sangat diperlukan. Ketika kia bisa menghargai orang lain mulai dari pendapat, ide-ide dan bahkan curhatan mereka akan banyak pula kita dihargai.

No comments:

Post a Comment