Pancasila
tidaklah asing diteliga rakyat Indonesia siapapun tahu Pancasila. Bagaimana
tidak sejak duduk di bangku sekolah hingga saat ini kita terus diajarkan
tentang Pancasila saat upacara bendera contohnya pembina upacara menyorakkan
tiap sila-sila dan peserta upacara(murid-murid) mengikuti.
Pancasila
nampaknya sudah benar-benar mulai luntur seiring dengan arus gelombang
Globalisasi yang sudah benar nyata. Setiap orang yang sepenuhya mengamalkan
pancasila bisa dikatakan sebagai masyarakat yang sempurna dan taat akan
nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan toleransi antar ke sesama masyarakat
itu. Tapi kenapa masyarakat indonesia sulit mengamalkan hal itu semua. Apakah
mereka merasa masa bodoh dengan negara ini, ataukah peranan pemerintah yang
tidak sepenuhnya memberikan contoh yang baik kepada warga negara indonesia.
Maka dari itu setiap masyarakat harus bisa dituntut secara hati nurani untuk
memehami apa itu pancasila, bagaimana memahaminya dan bagai mana cara
menerapkannya
Bangsa
Indonesia yang dahulu dipertahankan mati-matian oleh para pahlawan hingga
akhirnya indonesia merdeka, dan lahirlah pancasila sebagai dasar Negara untuk
mengokohkan kembali pondasi keyakinan
rakyat Indonesia terhadap bangsa Indonesia. supaya tidak mudah diperdaya lagi
namun keyakinan akan pancasila itu semakin lama semakin termakan umur ,buktinya
kita lihat sekarang para pejabat tinggi dari skala kelurahan hingga skala
kabinet negara yang seharusnya mereka
mengayomi rakyat yang dibawah, malah
mereka yang menjadi provokator korupsi , miris sekali bangsa Indonesia sekarang
ini, bangsa Indonesia sekarang ini sudah jauh sekali dari norma norma
pancasila.
Kemanusiaan yang adil dan beradab begitulah
bunyi sila kedua yang berarti mengakui persamaan derajat, persamaan hak,
dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Namun apa yang terjadi sekarang?
Para petinggi Indonesia selalu saja tidak bersikap adil kepada rakyatnya.
Contohnya saja ketidakadilan terhadap rakyat kecil. Masih ingatkah kalian
dengan kaskus nenek Minah di Banyumas, Jawa Tengah? Nenek Minah dihukum Hakim
penjara selama 1 bulan 15 hari, karena mencuri 3 buah kakao. Nenek Minah
terpaksa mencuri Kakao karena dirinya kelaparan dan belum makan selama beberapa
hari (Detik.com). Adapula kasus Aguswandi Tanjung yang di
masukkan ke penjara selama 87 hari karena dituduh mencuri listrik di lobi suatu
bangunan hanya untuk men-charge HPnya. Seorang pelajar SMKN3 Palu dijebloskan
ke penjara selama 5 tahun hanya karena andil-andil mencuri sandal yang hanya
berharga Rp. 30.000,00 saja(muhammadyosuro.com).
Angelina
Sondakh, yang oleh media telah divonis bersalah, yang telah menyinggung rasa
keadilan masyarakat, mungkin menurut sudut pandang dirinya dia memang merasa tidak
bersalah, karena menjalankan tugas memang sesuatu yang tidak bisa ditolak.
Tugas
dari siapa? Siapa yang harus dipersalahkan ? dan Angelina Sondakh tahu benar
siapa yang salah, siapa yang akan terseret bila ia buka mulut. Maka nasibnya ia
serahkan pada deal-deal yang akan dilakukan oleh kekuatan yang berada
dibelakangnya tanpa ia melakukan sesuatu.
Dengan
terlontarnya kata kata seperti ini dari mulut angie, membuat kita berfikir
bahwa dibalik sosok angie masih ada seseorang atasan yang bekerja dengan mengatas
namakan seorang angie(Kompasiana.com),
tetapi yang menjadi sebuah pertanyaan adalah kenapa tidak ditindak lajuti
seseorang yang berada dibalik nama anggie? Kenapa hanya anggie yang diadili?
Dengan penjelasan penjelasan kasus angie tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
angie diadili sendirian , dan sosok dibalik angie tidak ikut di adili, ini
menunjukan sebagian manusia yang terkait pada kasus tersebut tidak memiliki
rasa keadilan yang berlandaskan pancasila, karna sudah mengingkari pancasila.
Yang ingin memperkaya diri tanpa melihat
orang yang miskin, memikirkan dirinya sendiri layaknya orang yang tak berdosa.
apakah mencerminakn dengan isi pancasila kemanusiaan yang adil dan
beradap?bangsa Indonesia sekarang ini ,bangsa Indonesia sekarang ini sudah jauh
sekali dari norma norma pancasila . sebagian warga sudah tidak percaya terhadap
penegak hukum
di Indonesia , kenapa? Karena hukum di Indonesia merupakan pisau,
pisau yang tajam bagi orang bawah, dan pisau yang tumpul bagi orang yang
atas.seperti halnya yang di ucapkan oleh Dewi (Detik.com)
“Mereka yang tak puas dan tak yakin bahwa sebuah kasus akan diselesaikan secara
adil melalui hukum formal, akhirnya memilih mengambil langkah menghakimi pelaku
dengan cara mereka sendiri”
Bagaimana
Indonesia mau menjadi Negara yang maju sedangkan disisi lain orang orang
Indonesia sendiri yang menghancurkan nya tanpa di sadari. Mereka memakan uang
rakyat hanya untuk kepentingan sendiri tanpa melihat resiko dimasa yang akan
datang. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin, dan semua yang ada
di Indonesia sudah dikotori leh UUD(Ujung Ujung Duit) dimana uanglah
segalanya. Orang kaya bisa melakukan apa
yang mereka mau asal melalui perantara uang, contoh simple adalah ketika masuk
perguruan tinggi namun tidak punya kemampuan , hal yang dilakukan adalah
membayar sejumlah uang agar bisa masuk ke perguruan itu. Dari contoh di atas
bahwa sekarang banyak sekali masalah-masalah yang menyimpang dari pancasila,
kasus suap-menyuap yang sudah tumbuh subur di negri ini. Dari contoh berita
diatas pula dapat membuktikan makin tercorengnya muka bangsa dan makin menambah
riwayat buruk di dalam direktorat jendral pajak. Pancasila sering mengalami berbagai deviasi
dalam aktualisasi nilai-nilainya. Deviasi pengamalan Pancasila tersebut bisa berupa
penambahan,pengurangan, dan penyimpangan dari makna yang seharusnya.
Semua
kembali kepada diri kita masing-masing. Perubahan berawal dari kita sendiri,
cukup berat memang selama masih ada niat dan tindakan untuk berubah pasti akan
terwujud. Sedangkan orang asing saja
salut pada Pancasila. Kita sering mendengar pujian kepala negara asing terhadap
Pancasila, sebut saja contoh Presiden Korsel sampai Presiden AS, Obama. Mengapa kita tidak? Mari bersama-sama
menerapkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
No comments:
Post a Comment